Rabu, 02 Mei 2012

Secuil Kisah

Cerita ini saya kutip dari guru Sosiologi saya. Saya sarankan untuk membaca dengan penuh penghayatan dan Fantasi yang tinggi.

Suatu hari, seorang anak sebut saja namanya ari. Ari adalah anak yang berusia 6 tahun yang masih duduk di Taman Kanak - kanak(TK). Suatu pulang sekolah, Ari menunjukan hasil karya gambarannya yang dikerjakan saat di kelas. Dengan riang dan senang, Ari menyodorkan hasil gambarnya kepada ayahnya.
Ari : " Ayah, Aku tadi di sekolah udah gambar pemandangan. Bagus ga' yah?
Ayah Ari ; " Bagus nak, kamu berbakat sekali. ."(sambil memegang kepala Ari)
Ari : " Terima kasih ayah. ."
Ayah Ari : " iya sayang, lanjutkan ya karyamu itu. ."
Ari : "baik, ayah. ."

Hari - hari pun berganti dan Ari terus menerus menciptakan karya - karyanya. Dan pada suatu saat, Ayah Ari pulang dari kantor, ayah ari memarkir mobilnya di depan garasi rumah. Tanpa berfikir panjang, ari mengambil paku. Paku ini bukan untuk memaku dinding, melainkan untuk melukis di body mobil ayahnya yang berharga jutaan rupiah. Ari berfikir dan sekaligus ingin menunjukan keahliannya dan ingin mendapatkan pujian yang lebih besar dari pujian awal. Ia sambil berkata :
Ari : " Ayah pasti bangga dengan karyaku ini. ." (senyum semangat)

Tidak lama kemudian, ayah ari keluar dari rumah. Begitu kagetnya ayah ari melihat mobilnya terkena goresan - goresan dari paku tersebut, dan ia berkata :
Ayah Ari : "Astaga. . apa yang kamu lakukan ari. Mobil ini sangat mahal, ini tidak cukup dengan uang sakumu setiap hari.
Ari : " Maafkan aku ayah. ."(dengan muka sedih dan hampir menangis"
Ayah Ari : " dasar kamu anak nakal. Sebagai hukumannya, kamu ayah kurung di kamar selama satu minggu."
Ari : "Tapi ayah. . ."
Ayah Ari : " Sudah jangan banyak bicara, cepat pergi ke kamar."(membentak)
Ari : " iya ayah"

Setalah tiga hari lamanya ari dikurung di dalam tanpa makan dan minum. Ari berteriak dan meraung - raung dengan lemahnya untuk meminta makan dan minum kepada ayahnya. Dan tidak lama kemudian, ayah ari datang dengan membawa rotan panjang.
Ayah Ari : " Kamu anak nakal, sudah tau dihukum masih saja minta makan"(sambil memukul ari dengan rotan)
Ari : " Aduhh. . ampun ayah. . aku hanya lapar. .ampun. .!!"
Ayah Ari : " Sudah, jalani saja hukumanmu ini."

Tiga hari setelah itu, tangan ari yang luka - luka setalah dipukuli oleh ayahnya itu mengeluarkan nanah. Lama kelamaan luka itu semakin parah dan ari kembali meraung kesakitan.
Ari : " Ayah. . Aku sakit. . Ari sakit. ."

Tidak lama kemudian.
Ayah Ari : " kamu kenapa anakku?"
Ari : " Tanganku sakit ayah. ."
Ayah Ari : " Ayo kita ke rumah sakit"

Setelah sampai Rumah Sakit, Ari langsung dibawa ke UGD. Dan tidak lama kemudian, dokter keluar dari ruang UGD.
Dokter : " Apa benar anda orang tua dari Anak itu?"
Ayah Ari : " Benar pak dokter"
Dokter : " sebenarnya saya berat mengakatakan ini, tapi saya harus mengatakannya"
Ayah Ari : " Katakan saja dok . ."(khawatir)
Dokter : " Kedua tangan anak anda harus di AMPUTASI pak, karena apabila tidak di amputasi virus akan menyebar keseluruh tubuh"
Ayah Ari : " apaa...."
Dokter : " maaf pak kalau berita ini membuat kaget anda. Akan tetapi, saya harus menyampaikan berita ini dan meminta persetujuan anda."
Ayah Ari : " baiklah dok, silahkan anda amputasi kedua tangan anak saya."
Dokter : " Baik pak."

Beberapa jam kemudian setelah Operasi selesai. Ayah ari masuk ke dalam kamar ari. Dan tak lama kemudian ari sadar dan melihat kedua tangan sudah tiada.
Ari : " Ayah, aku dimana? Kedua tangan ku dimana?
Ayah Ari : " Tenang nak. . tenang "
Ari : " Ayah jangan menyembunyikan tanganku, aku mau menggambar lagi dan aku ingin menunjukan kepada ayah." (sambil menangis)
Ayah Ari : (Diam dan Menangis)
Ari : " ayah. .jawabb. ."
Ayah Ari : " Kedua tangan sudah di potong nak. ."(menangis)
Ari : " Ayah pasti bohong. ."
Ayah Ari : " Ayah tidak bohong nak."
Ari : " tidak ayah. . Kembalikan kedua tanganku. .kembalikan yah. ."(menangis)

Akhir cerita, ayah ari menyadari bahwa harga mobil yang jutaan rupiah itu tidak sebanding dengan kedua tangan anaknya yang telah di amputasi. Ayah ari menyelasal dan harus membayar mahal karena perbuatannya membuat kedua tangan anaknya hilang dan membuat kesedihan yang takkan terobati sampai kapanpun. Kesimpulan dari cerita ini adalah SAMPAI KAPANPUN PENYESALAN TIDAK AKAN DATANG PADA AWAL dan SEGALA PERBUATAN APAPUN KITA HARUS MEMIKIRKAN ULANG DAN MATANG - MATANG SEBELUM KITA MEREALISAIKAN PERBUATAN ITU.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar